INDONESIATREN - Keberadaan sektor Usaha Mikro-Kecil- Menengah (UMKM) bagi perekonomian Indonesia sangatlah krusial.
Pasalnya, selama ini, UMKM merupakan sektor yang sanggup survive tatkala ekonomi nasional terhantam beragam dinamika, semisal wabah Covid-19.
Karena itu, pemerintah sangat serius untuk terus mengembangkan UMKM agar lebih bergeliat dan berdaya saing. Satu caranya melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Seperti apa perkembangannya?
Baca juga: Angkasa Pura II Punya Nakhoda Baru, Ini Sosoknya
Dalam keterangannya, Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengungkapkan, secara kumulatif, hingga 6 November 2023, penyaluran KUR bernilai Rp 204,17 triliun.
"Nilai penyaluran itu setara 68,7 persen target, 2023, yang nominalnya Rp 297 triliun," ujar Airlangga Hartarto, Sabtu 18 November 2023.
Nominal KUR tersebut, ungkapnya, penyalurannya bagi 3,67 juta debitur.
Airlangga Hartarto mengklaim KUR termasuk instrumen krusial, tidak hanya bagi UMKM, tetapi juga perkembangan pembiayaan nasional.
Baca juga: Inovasi Baru PLN Kebut Emisi Rendah Karbon: Terapkan Cool Blending Facility
Moncernya penyaluran KUR, sambung dia, juga berkat peran vital korporasi penjaminan.
Selama sekitar 16 tahun, yaitu 2007-2023, ada 12 korporasi penjaminan berkenaan dengan penyaluran KUR, yang mencakup perusahaan penjamin level pusat dan daerah.
Kehadiran korporasi-korporasi penjaminan itu, tambahnya, membuat rasio Non-Performing Loan (NPL) KUR tetap dalam kondisi sangat positif, yaitu 1,63 persen.
Hingga Agustus 2023, ungkap Airlangga Hartarto, nilai penjaminan KUR yakni Rp 1.542 triliun. Jumlah debiturnya, sambungnya, 45,3 juta.
Baca juga: Seperti Ini Geliat Perbankan Syariah Jabar, Salurkan Pembiayaan Puluhan Triliun
"Nilai penjaminannya Rp 1.080 triliun. Nominal klaimnya, Rp 22,8 triliun," kata Airlangga Hartarto. (*)