Kurangi Ketegangan China-AS, Xi Jinping dan Joe Biden Bakal Bertemu di San Francisco

Selasa, 14 Nov 2023 16:00
    Bagikan  
Kurangi Ketegangan China-AS, Xi Jinping dan Joe Biden Bakal Bertemu di San Francisco
tangkap layar YouTube TODAY

Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden saat bertemu di G20 Bali, November tahun lalu.

INDONESIATREN.COM - Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping bakal kembali bertemu dalam waktu dekat ini. Rencana keduanya bakal bertemu di San Fransisco Bay pada Rabu, 15 November 2023.

Biden dan Xi Jinping diwacanakan bakal membahas kerja sama ekonomi Asia-Pasifik alias Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC).

Keduanya bakal kembali melakukan pertemuan tatap muka setelah lebih dari setahun. Tujuan dari pertemuan ini juga untuk mengurangi ketegangan antara kedua negara adidaya tersebut.

Jake Sullivan, Penasehat keamanan nasional Gedung Putih mengatakan bahwa Biden yakin tidak ada pengganti diplomasi yang lebih baik selain tatap muka untuk mengelola hubungan yang kompleks ini.

Baca juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Desak Israel Hentikan Pembunuhan Warga Sipil di Gaza

"Kami mengantisipasi bahwa para pemimpin akan membahas beberapa elemen paling mendasar dari hubungan bilateral AS-RRT, termasuk pentingnya memperkuat jalur komunikasi terbuka dan mengelola persaingan secara bertanggung jawab agar tidak berbelok ke dalam konflik," ujar Sullivan.

"Cara kami mencapainya adalah melalui diplomasi yang intens. Itulah cara kami menjernihkan kesalahan persepsi dan menghindari kejutan."

Sullivan mengatakan bahwa Biden akan menghadiri KTT tersebut dengan pijakan yang kuat, setelah memposisikan Amerika Serikat untuk dapat bersaing secara efektif di dalam dan luar negeri.

Dia menyatakan bahwa Washington mencari hasil yang terbaik dari pertemuan tersebut dan berharap ada kemajuan dalam memperbaiki hubungan yang sempat memanas.

Tahun lalu China memutuskan komunikasi militer dengan Amerika Serikat setelah kunjungan ketua DPR AS Nancy Pelosi Ke Taiwan setelah negara itu diperintahkan secara demokratis yang diklaim oleh China sebagai miliknya.

Baca juga: Pemanasan Global Semakin Terasa, Gletser Greenland Mencair Lima Kali Lebih Cepat

Hubungan yang sudah tegang tersebut semakin diperburuk dengan ditembaknya balon mata-mata China dijatuhkan oleh rudal jet tempur F-22 oleh militer Amerika Serikat pada Februari lalu.

Sullivan mengatakan bahwa komunikasi antara militer merupakan cara untuk memastikan persaingan tidak berbelok ke dalam konflik.

"Kita akan melihat apa yang terjadi di San Francisco dan Presiden akan dapat melaporkan setelah pertemuan itu, apakah pada kenyataannya, kami telah membuat kemajuan dalam memulihkan hubungan militer-ke-militer," ungkapnya.

Biden dan Xi Jinping telah saling mengenal selama lebih dari satu dekade dan telah berbagi percakapan selama berjam-jam dalam enam kali interaksi sejak pelantikan Biden pada tahun 2021.

Namun, mereka hanya bertemu satu kali secara langsung sejak saat itu dan Xi Jinping belum pernah mengunjungi Amerika Serikat sejak tahun 2017.

Selain itu, para pejabat senior pemerintahan Biden memperkirakan bahwa pertemuan tersebut akan membahas masalah global, termasuk konflik Israel-Hamas hingga invasi Rusia Ke Ukraina, dan hak asasi manusia, kecerdasan buatan (AI).

Sullivan mengatakan bahwa Biden akan meningkatkan stabilitas di Timur Tengah dan menambahkan bahwa Beijing harus berkontribusi pada de-eskalasi di wilayah tersebut.

Walaupun perang di timur Tengah dan Ukraina telah memecah opini di antara mereka. Para pemimpin dari forum APEC yang beranggotakan 21 negara ini akan berkumpul di San Francisco dari hari Rabu sampai Jumat.

Pejabat senior AS untuk APEC, Matt Murray, mengatakan kepada para wartawan pada hari Senin bahwa AS bekerja keras untuk mencoba mendapatkan pernyataan konsensus yang kuat dari para pemimpin, namun para analis mengatakan bahwa perpecahan membuat penyusunannya menjadi sulit.

Sullivan mengatakan bahwa di APEC, Biden akan mengedepankan visi ekonominya untuk kawasan ini dan berbicara mengenai bagaimana Amerika Serikat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Asia Pasifik.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Bunuh Ibu Kandung Karena Tidak Dibelikan Sepeda Motor, Ini Umur dan Identitas Pelaku Asal Sukabumi
Jajan Makanan Ringan di Warung Dekat Sekolah, 15 Murid SD di Sukabumi Keracunan
Minta Dibelikan Sepeda Motor Tidak Dipenuhi, Anak Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi
Resahkan Masyarakat, 30 Preman dan Juru Parkir Liar di Sukabumi Diamankan Polisi
Bongkar Peredaran Narkoba, Polisi Ciduk 3 Pengedar Sabu di Sukabumi
Diduga Digigit Ular Welang Saat Tidur Malam, Bocah Perempuan 3 Tahun di Sukabumi Meninggal
Curi Sepeda Motor 6 Oktober 2023, 2 Terduga Pelaku Akhirnya Ditangkap Polres Sukabumi Kota
Buruh Tolak Pencabutan Status UHC Non Cut Off oleh BPJS Kesehatan Cabang Sukabumi
Pakai Knalpot Modifikasi, 17 Sepeda Motor di Sukabumi Diamankan Polisi
Pungli di Tempat Wisata Sukabumi Saat Libur Akhir Pekan, 1 Warga Ditangkap Tim Saber Pungli
Bus Rombongan SMK Asal Depok Kecelakaan di Subang, 1 Guru, 9 Siswa, dan 1 Warga Lokal Tewas
Ngasih 2 Ribu Tidak Bikin Miskin, tapi Bikin Tukang Parkir Berpenghasilan Lebihi UMP, ini Hitungannya!
Kabar duka: Penyanyi Dangdut Senior Jhonny Iskandar Meninggal Dunia
Rotasi Jabatan di Polres Sukabumi Kota, Kasat Intel dan Kasat Narkoba Diganti
Sejumlah Jabatan Penting di Polres Sukabumi Kota Dirombak
Diduga Korsleting, Mobil Angkutan Umum Terbakar di Kawasan Parungkuda, Sukabumi
Tukang Parkir Kini Dinista, tapi KH Zainuddin MZ Justru Bilang: Orang Paling Tenang Hidupnya itu...
Aktor Senior Spesialis Pemeran “Orang Batak” Dorman Borisman Meninggal Dunia
Keroyok Penjaga dan Rusak Warung Jamu, 2 Pemuda Mabuk di Sukabumi Ditangkap Polisi
Dibuat Konten di Medsos, Duel Antar Pelajar SMP di Sukabumi Tewaskan 1 Pelajar Berusia 13 Tahun