INDONESIATREN.COM - Darah tinggi atau hipertensi banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Kebanyakan penderitanya harus mengonsumsi obat kimia untuk meredakan darah tinggi. Namun ada cara alami untuk meredakan darah tinggi menurut dr Zaidul Akbar.
Dikutip dari Kementerian Kesehatan setidaknya 1 dari 3 orang di Indonesia mengidap hipertensi atau jika dihitung sekitar 70 juta penduduk Indonesia.
Penyakit hipertensi bisa dibilang silent killer sebuah penyakit yang mematikan yang dapat menyebabkan risiko penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal.
Namun, menurut dr Zaidul Akbar untuk mengobati orang yang mengalami darah tinggi memiliki dua sudut pandang perspektif kedokteran barat dan pengobatan dengan nilai-nilai Islam.
Pasalnya, menurut dr Zaidul penderita hipertensi ini tidak selalu mengonsumsi obat seumur hidup. Ia merujuk pada keyakinan bahwa penyembuhan datang dari izin Allah.
"Janji allah dan rasul tentang penyakit, bahwa setiap penyakit ada obatnya,"
Sebagai alternatif terhadap penggunaan obat seumur hidup, dr. Zaidul Akbar mengusulkan pendekatan pembersih diri secara dalam. Satu diantaranya adalah dengan menjalani puasa, yang tidak hanya membersihkan pola makan tetapi juga membersihkan hati.
Ia menekankan bahwa membentuk kebiasaan baru untuk memerlukan waktu sekitar 90 hari, yang dimana pada waktu tersebut merupakan waktu yang ideal untuk melihat perubahan positif dalam kesehatan seseorang.
Baca juga: Sadari Sejak Dini! 3 Gejala Jika Alami Gula Darah Tinggi, Penjelasan dr Saddam Ismail
Dengan menjauhkan diri dari makanan dan minuman yang tidak sehat selama 90 hari dapat mengubah kebiasaan lebih selektif dan memiliki kepedulian terhadap kontrol lebih baik terhadap pola makan.
Penggunaan obat herbal sebagai pengobatan alternatif menjadi hal yang disorot dr Zaidul. Ia menyebut beberapa contoh herbal yang dipercaya untuk mengobati hipertensi seperti air kelapa, seledri, daun salam, dan jahe.
"Herbal yang kita bisa konsumsi banyak itu buat darah tinggi, mulai dari air kelapa, seledri yang dibuat jus, daun salam juga bisa sama jahe," ungkap dr Zaidul Akbar.
Meskipun demikian, dr Zaidul Akbar memberikan catatan penting bahwa respons terhadap penggunaan herbal dapat bervariasi antar individu, dan bahwa konsultasi dengan profesional kesehatan tetap diperlukan.
Maka dari itu penting untuk mengenal diri sendiri dan memahami bagaimana tubuh seseorang merespons berbagai jenis pengobatan, baik itu obat kimia maupun herbal.