Panbers

Rocky Gerung: Korban Market Society Adalah Perempuan, Bayi Lahir Sudah Menanggung Hutang Rp50 Juta

Nusantara
Senin, 11 Dec 2023 18:39
    Bagikan  
Rocky Gerung: Korban Market Society Adalah Perempuan, Bayi Lahir Sudah Menanggung Hutang Rp50 Juta
Instagram/@rocky.gerung_

Rocky Gerung menyebut korban market society di rezim Jokowi adalah perempuan.

INDONESIATREN.COM - Akibat perubahan market ekonomi yang kini menjadi market society di tangan rezim Joko Widodo (Jokowi), menyebabkan perempuan menjadi korban. Hal itu disampaikan oleh Akademisi yang juga Ahli Filsafat Rocky Gerung.

Menurut Rocky Gerung, perempuan menjadi korban market society yang digaungkan oleh Jokowi  dengan dalih bonus demografi.

"Korban pertama market society adalah rahim perempuan. Setiap ibu hamil hari ini memiliki semacam kebahagiaan karena membayangkan akan melahirkan generasi emas," kata dia dalam video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin, 11 Desember 2023.

Padahal jika dihitung secara akademis, setiap bayi yang lahir hari ini di Indonesia akan dibebani Rp50 juta hutang Jokowi.

Baca juga: TikTok Shop Hadir Lagi Seusai Jalin Kemitraan dengan Tokopedia, Pengamat: UMKM Harus Tingkatkan Daya Saing

Bahkan, kata Rocky, satu dari empat bayi yang lahir hari ini juga diklaim kekurangan perkembangan otak hingga 25 persen karena stunting.

"Itu dasarnya. Setiap malam di Indonesia ada 19,5 juta warga yang tidur dengan perut kosong. Dan kebanyakan dari mereka adalah perempuan," ucapnya.

Para perempuan, kata dia, menahan lapar agar anak-anaknya bisa makan. Mirisnya lagi, 25 juta pemuda di Indonesia juga mengalami gangguan mental, karena tidak memiliki harapan.

"Itulah sosiologi dasar kita untuk memetakan harus ada pertarungan ideologi dengan kekuasaan.

Baca juga: Tak Pulang Selama Dua Pekan, Anak SD di Bandung Diduga Jadi Korban Penculikan

Menurut Rocky, market society yang sekarang terjadi ini pernah terjadi di era rezim Soeharto.

Secara konstitusi, ada tiga kekuatan ekonomi yang sebetulnya diizinkan beroperasi. Tiga kekuatan ekonomi itu yakni bisnis korporasi dari peran sektor swasta, BUMN, dan koperasi.

"Di dalam konstitusi disebutkan tiga kekuatan itu. Tapi yang terjadi, koperasi nunggu CSR dari korporasi. BUMN menyerahkan hak pengelolaan negara kepada korporasi. Itu kekacauan selama Jokowi memerintah," kata dia.

Rocky menyebut, market ekonomi diperlukan untuk mengefesienskan suply and demand. Di era Jokowi menjadi berubah menjadi market society.

Baca juga: Kasus Covid-19 Kembali Naik di Indonesia, Ini Tips dan Trik Sederhana Agar Terhindar dari Virus Corona

"Itu bahaya ideologisnya. Akibatnya, gusur Rempang, gusur Wadas. Jadi warga negara sekarang dianggap hanya sekedar sebagai konsumen," kata dia.

Terkait masalah Rempang, Rocky mengatakan jika korporasi hanya butuh 1.700 hektar tanah. Namun, pemerintah justru siapkan 17 ribu hektar.

"Buat apa 17 ribu itu? dari situ sudah pengkhianatan terhadap rakyat untuk memiliki habitat," ucap Rocky.

Menurutnya, karena market ekonomi berubah menjadi market society, maka semuanya dihitung berdasarkan benefit cost analysys.

Sehingga, ujar Rocky, ketidakadilan tanah ini akan menjadi problem besar ke depan bagi capres yang akan menjadi presiden terpilih, jika tidak ada paksaan politik dari gerakan rakyat.

"Yang material di kita yang pertama soal tanah, kedua soal hutang, dan ketiga soal nutrisi. Dan itu membebani perempuan. Korban pertama market society adalah rahim perempuan," kata dia.(*)


Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News