INDONESIATREN.COM - Erupsi Gunung Marapi di yang terjadi beberapa waktu lalu, menyisakan duka yang mendalam, terutama bagi keluarga korban para pendaki.
Dari 75 korban yang berhasil teridentifikasi, terdapat 52 orang selamat dan 23 orang meninggal dunia
Satu diantara korban selamat, Tita Cahyani, memberi kesaksian detik-detik kejadian hingga dirinya berhasil dievakuasi.
Potongan videonya tentang kesaksiannya pun beredar di media sosial, sebagaimana yang dikutip dari laman instagram @jejakpendaki, pada Kamis, 14 Desember 2023.
Baca juga: Pabrik Garmen di Cicurug Sukabumi Kebakaran
Dalam penuturannya, Tuti menceritakan, saat itu dirinya tidak jauh dari puncak Gunung Marapi sekaligus sumber letusan.
“Jam dua lewat dua setengah jam lewat dikit, kami turunlah lagi,” kata Tuti.
Tidak lama kemudian, dikatakan Tuti, tiba-tiba langsung keluar asap putih yang disusul dengan ledakan dahsyat yang dibarengi dengan hujan batu.
Kemudian, usai hujan batu, Tuti pun menyaksikan letusan berikutnya yang semakin dahsyat dengan kepulan asap hutam berbau belerang yang sangat kuat.
Baca juga: Kelanjutan Kasus Perundungan Pelajar SD di Sukabumi, Ini Klarifikasi Pihak Sekolah
“Berlindunglah aku di belakang batu, langsung hujan batu besar itu, habis selesai hujan batu, keluar asap hitam belarang, pergi ke bawah karena angin,” ungkap Tuti.
Hingga akhirnya, Tuti pun menuju ke seorang pendaki laki-laki yang tak jauh darinya.
“Udah selesai itu, aku pergi ke sebelah kakak ini, nampak kawanku yang satu laki-laki, dia masih hidup, tapi kakinya sebelah kanan sudah hampir putus,” kata Tuti.
Hingga akhirnya dia bersama pendaki laki-laki tersebut mengalami hipotermia dengan kondisi yang mengkhawatirkan.
Baca juga: Pj Wali Kota Bandung Optimistis Masa Darurat Sampah Segera Berakhir
“Kata abang itu, kalau mau tandu lama, jadi kami mau lah digendong, tadak apa-apa digendong walaupun tangan sakit,” ungkapnya.
Hingga akhirnya, tim gabungan yang mengevakuasi korban berhasil membawa Tuti dan rekannya tersebut turun.
“Kami digendong turun sampai bawah, kakak ini yang pertama kali turun, aku sampai sini jam setengah tiga pagi,” tutur Tuti. (*)