INDONESIATREN.COM - Baru-baru ini seorang bapak asal Papua yang sudah tua tengah menjadi sorotan karena berhasil mencuri simpati publik.
Bukan tanpa alasan, karena saat hujan deras melanda daerah tersebut, bapak itu tetap memaksakan diri membawa jantung pisang dan ikan hasil tangkapannya untuk ditukar dengan mi instan.
Usut punya usut, ia juga ternyata tengah menderita sakit pinggang yang sempat membuatnya tidak bisa berjalan.
Pada unggahan video yang dibagikan TikToker @_wike.afrilia, bapak itu terlihat membawa empat buah jantung pisang dengan satu ekor ikan kakap.
Baca juga: Fakta Unik Kapal Pinisi yang Jadi Google Doodle, Ternyata Erat Kaitannya dengan Surat Al Fatihah
Perempuan yang menerima jantung pisang dan ikan kakap tersebut sempat heran, kenapa bapak itu rela menukar barang yang ia bawa dengan mi instan.
Padahal, ikan kakap jelas lebih bergizi dan juga baik untuk dimakan. Ternyata, istrinya sedang ingin makan mi instan.
Tidak hanya itu, TikToker yang mengunggah video ini juga mengungkapkan bahwa istri dari bapak tua tersebut tidak bisa mendengar.
Publik sangat bersimpati kepadanya, ditambah bapak tersebut mengenakan baju yang telah usang dan kotor, serta terlihat sobek di beberapa bagian.
Baca juga: Jadi Google Doodle, Ini Sejarah Kapal Pinisi, Warisan Bangsa Sulawesi Selatan yang Diakui UNESCO
Alih-alih hanya memberikan mi instan, perempuan dalam video tersebut menukarkan makanan yang ditukar oleh sang bapak dengan sejumlah sembako, mulai dari satu karung beras, minyak goreng, bumbu dapur, dan lain-lain.
Tidak cukup sampai di situ, perempuan itu juga memberikan satu unit kaos baru untuk mengganti baju bapak tersebut yang telah usang.
Tidak lupa, sang istri pun mendapatkan hadiah baju juga. Menerima hal ini, tampak mata bapak tua itu berkaca-kaca menahan air mata.
Ia bahkan ingin berjabat tangan dengan orang yang telah membantunya untuk mengekspresikan rasa terima kasihnya.
Setelah menerima bantuan, yang awalnya bapak itu terlihat sangat sedih, sekarang bisa tersenyum dengan lebar karena bisa membawa makanan untuk keluarganya.
Meski hujan deras, ia tidak pernah mengeluh sedikitpun dan tetap melangkahkan kaki meski tau dunia yang ia hadapi tidaklah mudah.(*)