INDONESIATREN.COM - Setelah melalui beragam dinamika, menjelang berakhirnya periode 2023, perkembangan ekonomi nasional, khususnya Jabar, tetap menunjukkan pergerakan positif.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jabar mengklaim bahwa secara umum, pergerakan ekonomi Jabar selama 2023 tetap bergairah.
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 Kantor OJK Provinsi Jabar, Aulia Fadly, mengemukakan, tetap bergairahnya ekonomi Jabar selama 2023, satu di antaranya, kuatnya permodalan.
"Selain itu, juga didukung likuiditas yang memadai," ujarnya.
Baca juga: Lindungi Konsumen Industri Keuangan, OJK Punya Instrumen Baru, Apa Bentuknya?
Topangan-topangan itu, kata Aulia Fadly, membuat terantisipasinya pergerakan negatif yang diakibatkan ketidakpastian ekonomi global.
Sinyal kuatnya permodalan, lanjutnya, berdasarkan kinerja kredit-pembiayaan Industri perbankan Jabar. Pada Oktober 2023, penyaluran kredit-pembiayaan perbankan konvensional Jabar, secara tahunan, menggeliat 6,60 persen atau menjadi Rp597.75 triliun.
Gacornya penyaluran kredit perbankan konvensional Jabar itu, lanjutnya, diimbangi rasio Non-Performfing Loan (NPL) gross yang berasa pada level 3,62 persen.
Tidak itu saja, tambahnya, posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan konvensional Jabar periode Oktober 2023 pun secara tahunan, berkembang 4,25 persen atau menjadi Rp658,15 triliun.
Baca juga: Nyamankan Perjalanan Nataru 2023-2024, PT KAI Siapkan Ratusan Rangkaian Kereta
Geliat pun ditunjukkan perbankan syariah Jabar. Pada Oktober 2023, sebutnya, realisasi pembiayaannya bernilai Rp64,51 triliun atau bertambah 13,79 persen secara tahunan.
Hal itu, kata Aulia Fadly, menunjukkan bahwa market share perbankan syariah Jabar pun bergerak positif yakni menjadi 10,79 persen.
Menterengnya ekonomi Jabar juga tercermin pada perkembangan pasar modal. Pada sektor ini, selama Oktober 2023, transaksi saham, yang dominasinya investor ritel, bernilai Rp179,78 triliun.
Begitu juga dengan perusahaan pembiayaan. Geliat sektor ini terlihat pada outstanding piutang pembiayaan yang secara tahunan, pada Oktober 2023, bertambah 10,93 persen atau menjadi Rp73,5 triliun.
Baca juga: Nataru 2023-2024: Waspadai Puluhan Titik Rawan, PT KAI Siaga Penuh
Moncernya piutang perusahaan pembiayaan itu, imbuh dia, ditunjang oleh rasio Non Performing Finance (NPF) yang berada pada level positif, yaitu 3,03 persen. (*)