INDONESIATREN.COM - BTPN Syariah dan Jawa Barat (Jabar) memiliki hubungan sangat erat. Sebab, sejak 2011, BTPN Syariah telah melayani masyarakat inklusi, bahkan Jabar tercatat sebagai provinsi pertama yang dilayani BTPN Syariah.
Di Jabar, terdapat prinsip 'silih asih, silih asah, dan silih asuh' yang membuat kehidupan masyarakat dipenuhi dengan rasa keakraban, kerukunan, kedamaian, ketentraman, saling tolong menolong, dan kekeluargaan.
Dengan falfasah itu, BTPN Syariah menjadikan berkumpul atau 'ngariung' menjadi medium untuk memberdayakan jutaan perempuan melalui program pelatihan dan pendampingan, selain melakukan transaksi keuangan serta angsuran.
Pada praktiknya, para nasabah ini akan bertemu setiap dua pekan sekali untuk mengakses pembiayaan, pengetahuan melalui pelatihan dan pengembangan usaha bagi para ibu-ibu.
Mereka juga bisa mendapatkan rasa solidaritas dari anggota yang terbentuk sehingga saling mendukung dan menolong satu sama lain. Sebab, saat satu nasabah sedang kesulitan, maka nasabah lain akan saling membantu.
Pimpinan Wilayah Jawa Barat BTPN Syariah, Andi Setio mengatakan, saat ini tercatat ada 774 ribu nasabah per kuartal III 2023. Ratusan nasabah ini merupakan perempuan yang berkeinginan untuk maju dan berdaya.
Andi menjelaskan, bantuan modal bagi para ibu-ibu ini tanpa anggunan dengan mengusung konsep konsep sentra. Setiap dua pekan sekali, para ibu-ibu ini akan bertemu dan berkumpul biasa disebut Pertemuan Rutin Sentra (PRS).
Mereka wajib menjadi anggota sentra karena hal itu menjadi syarat utama nasabah Bank BTPN Syariah agar mendapat bantuan modal tanpa agunan.
Baca juga: Sopir Angkot Jurusan Warungkiara-Cibadak Sukabumi Mabuk Ciu, Seorang Gadis jadi Sasaran
"Kehadiran ibu-ibu di kumpulan yang dilakukan selama dua minggu sekali juga menjadi jaminan bagi Bank untuk memberikan pembiayaan," kata Andi di Pangalengan, Kabupaten Bandung, dikutip Jumat 21 Desember 2023.
Andi mengungkapkan, para nasabah ini mempunyai berbagai macam usaha seperti pertanian, makanan, perdagangan, perkebunan bahkan ada juga yang bergerak di sektor wisata alam.
"Sampai kuartal III 2023, kami sudah menyalurkan pembiayaan sebear Rp 2,83 triliun kepada nasabah yang tergabung dalam 60.046 sentra di Jabar," kata dia.
Andi menambahkan, keberhasilan nasabah membangun dan membesarkan usaha tak lepas dari peran Community Officer yang mendampingi masyarakat inklusi di Jabar.
Baca juga: Catat Nih! 21 Program Unggulan Pasangan Ganjar-Mahfud jika Terpilih
Sehingga, Community Officer atau petugas lapangan menjadi ujung tombak BTPN Syariah untuk membuka akses keuangan kepada masyarakat inklusi ke daerah pelosok Indonesia. Para petugas ini terjun langsung ke ibu-ibu nasabah BTPN Syariah melalui PRS yang dilaksanakan dua pekan sekali.
Sentra Kebon Jambu di Pangalengan, Kabupaten Bandung pun menjadi salah satu sentra berprestasi di Jabar. Sentra Kebon Jambu ini memiliki anggota 18 orang yang sudah terbentuk sejak 2013.
Ketua Sentra Kebon Jambu, Yeni Mulyani (53) mengatakan, dirinya bersama para anggota sentra amat terbantu dengan adanya bantuan modal tanpa agunan dari BTPN Syariah.
Sebab, mayoritas warga di kampung itu merupakan pedagang hingga petani. Termasuk, dirinya yang juga menggeluti bidan pertanian.
Baca juga: Mahfud Md soal Pertanyaan Gibran tentang Dekarbonisasi dalam Debat Cawapres 2024: Enggak Relevan
"Sangat membantu sekali, saya bisa renovasi rumah, kembangkan usaha," kata Yeni.
Bagi dirinya, bantuan modal tanpa agunan sangat mudah diakses karena syaratnya hanya Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, izin suami, dan bergabung dalam sentra.
"Syaratnya mudah, bantuan permodalannya juga ya lumayan tapi bertahap, dari mulai 4 juta, sampai 25 juta," ujarnya.
Senada dengan Yeni, Tini Rostini (60) mengaku pinjaman modal dari BTPN Syariah membuat perekonomian keluarganya terus meningkat. Tini yang bergelut di dunia pariwisata pun memiliki pinjaman tanpa anggunan hingga Rp16 juta.
Baca juga: Debat Cawapres 2024: Cak Imin Tak Paham soal SGIE, Malah Balik Tanya kepada Gibran
Tini pun mengaku akan melakukan pinjaman kembali demi mengembangkan usaha arung jeram yang dimilikinya.
"Nanti saya mau pinjam lagi mau beli perahu, saya mau pinjam 20 juta. Sekarang saya udah punya 4 perahu," kata Tini.(*)