INDONESIATREN.COM - Kerusakan alam yang terjadi di berbagai dunia menyebabkan terjadinya global warming atau pemanasan global. Kondisi itu mengakibatkan suhu udara semakin panas.
Semakin panasnya suhu udara memicu bertambah tingginya permukaan laut. Tentu saja, kondisi itu sangat mengancam kehidupan.
Satu sinyal semakin bertambahnya permukaan air laut yakni terjadinya banjir yang melanda daerah-daerah pesisir, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga negara-negara lain. Tidak itu saja, gelombang pasang pun kerap terjadi.
Melansir berbagai sumber, akibat The Global Warming, prediksinya, pada 2100, ada 11 kota di dunia yang secara perlahan, tenggelam seiring dengan kian tingginya permukaan laut.
Baca juga: BMKG: Hati-hati, Hujan Deras dan Badai Landa Banyak Daerah, di Mana Saja Ya?
Yang mengejutkannya, satu di antara 11 kota besar dunia itu berlokasi di Indonesia. Bahkan, kota di air ini menempati urutan pertama daftar kota-kota yang perkiraannya tenggelam pada 2100.
Lalu, kota-kota mana saja yang perkiraannya tenggelam tersebut?
1. Jakarta (Indonesia)
The World Economic Forum menyatakan, kota yang dulunya bernama Sunda Kalapa, lalu berubah menjadi Jayakarta, dan kemudian saat pendudukan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) bernama Batavia ini, konon, ketinggiannya tanahnya turun 6,7 inci per tahun.
Kondisi itu terjadi karena terpompanya air tanah secara ekstrim dan berlebihan. Dampaknya, ketinggian tanah berkurang.
Baca juga: Tanah Bergerak di Cireunghas Sukabumi, PVMBG: Masih Ada Potensi Longsor dan Retakan
Mengerikannya, The World Economic Forum memperkirakan, pada 2050, mayoritas wilayah Jakarta terendam air.
2. Lagos (Nigeria)
The World Economic Forum menyatakan, prediksi tenggelamnya Lagos karena The Global Warming memicu terkikisnya garis pantai kota tersebut akibat bertambahnya ketinggian air laut.
Studi University of Plymouth (2012) menyatakan, pertambahan ketinggian permukaan laut sebanyak 3-9 kaki atau 0,9 meter-2,7 meter berefek buruk dan mengancam manusia.
3. Houston Texas (AS)
Pada urutan ketiga, Houston Texas di Amerika Serikat (AS), juga diprediksi The World Economic Forum turut tenggelam. Setiap tahun, ketinggian kota ini berkurang 2 inchi per tahun.
Baca juga: 102 Warga Bogor Mengungsi Dampak Gempa Magnitudo 4,6 di Sukabumi
Mirip Jakarta, kondisi Houston itu akibat pemompaan air tanah secara berlebihan. Tidak hanya tenggelam, Houston pun rentan bencana.
Terjadinya Badai Harvey yang menyebabkan kerusakan 135 unit rumah menjadi indikatornya.
4. Dhaka (Bangladesh)
Berdasarkan informasi The New York Times, Bangladesh turut bekontribusi terjadinya The Global Warming, yakni sekitar 0,3 persen emisi karbon. Dampaknya pun tidak main-main.
Di antaranya, bertambahnya ketinggian permukaan laut. Perkiraannya, pada 2050, sekitar 17 persen daratan negara itu terendam laut.
Baca juga: Tanah Bergerak di Cireunghas Sukabumi, PVMBG: Masih Ada Potensi Longsor dan Retakan
5. Venice (Italia)
Beralih ke Italia. Negara yang dulunya berupa imperium ini pun memiliki kota yang terancam tenggelam. Yakni Venice. Informasinya, setiap tahun, ketinggian tanah Venecia berkurang 0,08 persen.
Untuk mengantisipasinya, pada awal milenium, yaitu 2003, Pemerintah Italia membangun Mose. Ini sejenis tanggul banjir yang terdiri atas 78 pintu plus tiga saluran air.
6. Virginia (AS)
Bagi para penyuka pantai, tentunya mengenal nama Virginia, kota yang terletak di pesisir timur AS. Di balik keindahannya, ternyata, ada bahaya yang luar biasa.
The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menginformasikan, Virginia memiliki rasio pertambahan permukaan laut yang sangat cepat.
Baca juga: Bencana Longsor, Angin Kencang dan Banjir Bandang Landa Wonosobo, Dua Warga jadi Korban
Pada 2100, permukaan air laut Virginia bertambah tinggi sekitar 12 kaki atau setara 3 meter.
7. Bangkok (Thailand)
Selain Jakarta, di Asia Tenggara, ada kota besar lainnya yang juga berpotensi tenggelam. Yaitu Bangkok. Kabarnya, Bangkok lebih cepat tenggelam daripada Jakarta.
The Guardian menyampaikan, efek bertambahnya permukaan laut secara drastis menyebabkan Bangkok berpotensi tenggelam pada 2030.
8. New Orleans Louisiana (AS)
Berdasarkan studi dan penelitian The National Aeronautics and Space Administration (NASA) pada 2016, perkiraannya, ada kota lain di AS yang juga berpotensi tenggelam.
Baca juga: Pendaki Gunung Marapi Zhafira Zarim Febriana Meninggal Dunia, Kini Total Korban Erupsi Jadi 24 Orang
Perkiraannya, pada 2100, New Orleans tenggelam. Selama ini, setiap tahunnya, ketinggian permukaan tanah New Orleans berurang 2 inchi per tahun.
Bahkan, ada beberapa wilayah New Orleans, yang terletak pada delta sungai, ketinggiannya lebih rendah daripada permukaan laut, yakni sekitar 15 kaki atau 4,5 meter.
9. Rotterdam (Belanda)
The Global Warming pun mengancam tenggelamnya kota ternama di Belanda, Rotterdam.
The New York Times memperkirakan, hampir 90 persen ketinggian kota di Negeri Kincir Angin ini berada lebih rendah daripada permukaan laut. Otomatis, potensi terjadinya banjir lebih besar.
Baca juga: PT KAI Punya Kiat Antisipasi Longsor, Begini Caranya
Sebagai antisipasinya, pemerintah Negeri Bunga Tulip melakukan berbagai cara. Antara lain, menggulirkan program The Room for The River berupa Taman Air. Fungsinya, sebagai dam alias bendungan.
Tidak itu saja, pemerintah Belanda pun membangun pintu air berukuran super jumbo.
10. Alexandria, Mesir
Kota yang pernah dikuasai Alexander The Great alias Alexander Agung pada sekitar 300 SM ini terletak di pantai Mesir. Namun, dalam perkembangannya, kota yang juga bernama Iskandariyah ini terancam tenggelam.
Kondisi itu terjadi akibat permukaan Laut Tengah yang semakin tinggi. Prediksinya, pada 2100, ketinggian air Laut Tengah bertambah sekitar 0,3 meter.
Baca juga: Ngeri! Warga Saksikan Detik-detik Longsor Tutup Akses Jalan di Cicantayan Sukabumi
11. Miami Florida (AS)
Tidak hanya Houston, Virginia, dan New Orleans, ada satu kota lainnya di AS yang berpotensi tenggelam akibat bertambahnya ketinggian permukaan laut, yakni Miami Florida.
Jeff Goodell, penulis dan pengamat lingkungan, berpendapat, akhir abad ini bisa menjadi momentum tenggelamnya Miami.
Terkikisnya daratan akibat semakin tingginya permukaan laut yang lebih cepat daripada wilayah lainnya di dunia menjadi penyebabnya. (*)