INDONESIATREN.COM - Sejak Zionis Israel menggempur Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, Rumah Sakit Al Shifa di bagian utara telah menjadi pemberitaan yang kian menonjol.
Pusat kesehatan tersebut menjadi sorotan dan perhatian dunia seiring dengan meningkatnya jumlah korban yang terbunuh di Gaza.
Hingga artikel ini dimuat, setidaknya lebih dari 11.500 warga Palestina yang sebagian besar terdiri dari anak-anak dan wanita telah gugur akibat serangan Zionis Israel.
Berbagai dokumentasi yang memperlihatkan korban-korban akibat tindakan Israel di Rumah Sakit Al Shifa beredar di media sosial.
Selain karena serangan roket-roket dari udara, para korban juga terkena imbas dari tembakan jitu yang tak pandang bulu.
Mereka, Zionis Israel, menghabiskan waktu berhari-hari dan menembaki siapa saja yang mencoba berpindah dari satu gedung medis ke gedung lainnya.
Meski telah mendapat kecaman secara internasional dari berbagai negara, tampaknya Zionis Israel tidak terpengaruh sedikit pun.
Bagi warga Gaza, arti penting Rumah Sakit Al Shifa lebih dari sekadar medis. Bangunan bertingkat itu jika namanya diartikan ialah 'Rumah Penyembuhan' dan digambarkan sebagai jantung kota Gaza.
Baca juga: Zionis Israel Terus Membombardir Gaza, Irlandia Makin Tegas Dukung Palestina
Melansir dari Al Jazeera, Minggu, 19 November 2023, Rumah Sakit Al Shifa telah ada sejak masa pemerintahan Inggris atas Palestina dan menjadi rumah sakit pada tahun 1946 setelah menampung barak tentara Inggris.
Kota yang didiami oleh rumah sakit ini telah selamat dari beberapa perang dan pendudukan Israel selama bertahun-tahun.
Namun, sejak satu bulan yang lalu, pasokan obat-obatan dan bahan bakar yang sangat dibutuhkan untuk pasien di rumah sakit semakin menipis. Ditambah lagi Zionis Israel menerobos masuk dan meledakan persediaan yang ada.
Akibatnya, serangan yang tak henti itu, staf rumah sakit harus menguburkan puluhan orang di kuburan massal karena mereka tidak punya pilihan. Jenazah membludak, mayat-mayat masih tergeletak di sekitar halaman rumah sakit.
Baca juga: Pasokan Berkurang Sangat Parah, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara Kini Tidak Dapat Berfungsi
Selain itu, Al Shifa juga menjadi rumah sakit yang dipandang sebagai pusat ketegangan bagi badan-badan administratif pemerintahan Gaza.
Di saat seluruh wilayah Gaza terputus internet oleh Israel, Rumah Sakit Al Shifa tetap berusaha mempertahanlan konektivitasnya. Sehingga, wilayahnya menjadi pusat perhatian para jurnalis.
Rumah Sakit Al Shifa telah menjadi simbol kekuatan dan perlawanan. Potret bayi-bayi yang meninggal dan anak-anak yang terpaksa anggota tubuhnya diamputasi tersebar dalam segala siaran dari rumah sakit ke seluruh dunia.
Korban-korban yang tak bersalah itu telah menginspirasi banyak orang dalam skala global untuk terjun ke jalan mendukung kemerdekaan Palestina. (*)